Jenis-jenis tanaman liar merupakan tanaman yang sudah banyak di manfaatkan oleh kebanyakan peternak sebagai pakan sapi. Rumput yang sering kali di anggap sebagai gulma untuk tanaman lain ini, ternyata memiliki nutrisi yang sangat banyak. Nutrisi rumput liar bisa membantu pertumbuhan dan mengoptimalkan pakan sapi.
Namun, tidak semua tanaman liar pakan untuk ternak. Ada beberapa rumput liar beracun yang biasa tumbuh berdampingan dengan rumput yang di konsumsi oleh hewan ternak. Keracunan pada ternak bisa terjadi jika ternak berlebihan saat memakan rumput tersebut.
5 Jenis Tanaman Liar Untuk Pakan Ternak
1. Rumput Gajah
Pennisetum purpureum atau yang dikenal sebagai rumput gajah/rumput raja merupakan salah satu jenis pakan ternak yang tumbuh didaerah marginal. Rumput gajah dapat tumbuh dengan optimal di berbagai tempat dengan ketinggian 0 sampai 3000 meter diatas permukaan laut.
Menanam rumput gajah sama halnya dengan menanam jenis rumput untuk pakan ternak lainnya. Rumput gajah dapat tumbuh di berbagai jenis tanah sehingga tidak akan berkompetisi dengan tanaman pangan. Perkembangan secara vegetatif dapat dilakukan dengan membagi rumpun akar dan bonggol atau dengan stek batang.
Peternak sering sekali menggunakan rumput gajah ini sebagai tanaman pakan ternak mereka karena memang dari segi hasil panennya dibandingkan dengan luas lahan yang di gunakan lebih banyak daripada jenis rumput lainnya.
2. Rumput Setaria
Kandungan protein kasar yang terdapat pada rumput setaria yaitu sekitar 8% dengan kandungan serat kasar yaitu 32%. Hasil panen rumput setaria dalam berat segar sekitar 80-100ton/ha/tahun. Sama halnya dengan menanam rumput lainnya, menanam rumput setaria dapat dilakukan dengan mudah. Rumput setaria dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Hanya perlu pengolahan tanah berupa penggemburan dan pemberian pupuk agar pertumbuhan rumput ini lebih baik.
Penanaman bibit untuk perbanyakan tanaman dilakukan dengan menggunakan sobekan rumpun/pols. Daun bagian atas dipotong atau dikurangi untuk mengurangi penguapan yang berlebih. Berapa lama waktu panennya? Rumput setaria di panen hanya dengan waktu 35-40 hari saja. Dengan tinggi pemotongan antara 10-15 cm diatas permukaan tanah.
Kelebihan dari rumput setaria ini yaitu tahan terhadap genangan air, musim kemarau, tahan terhadap berbagai penyakit, dan tahan injakan. Adanya kandungan oksalat yang ada dalam rumput setaria ini menjadi salah satu kekurangan dari rumput ini. Oksalat dapat menyebabkan kematian pada ternak. Khususnya jika pemanenan rumput terlalu muda, kadar oksalat dapat melebihi dari 5%.
3. Rumput benggala
Kandungan nutrien yang terdapat dalam rumput ini yaitu protein kasar sekitar 8%, dan serat kasar 27%. Hasil panen rumput benggala yaitu 100-150 ton/ha/tahun. Ada tiga cara budidaya rumput benggala, yaitu dengan teknik semai benih, penanaman benih di lahan, dan dengan sobekan rumpun/pols.
Pemotongan rumput ini sebaiknya diatur sekitar 5-10 cm diatas permukaan tanah. Umur panen pertama sekitar 60-90 hari. Ketika musim hujan, interval pemotongan dapat dilakukan 30-40 hari. Sedangkan ketika musim kemarau interval pemotongan dilakukan 50-60 hari. Kelebihan dari rumput ini yaitu dapat bertahan hidup di lingkungan yang kering. Namun kekurangannya yaitu tidak tahan terhadap genangan.
4. Rumput Kolonjono
Rumput ini dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam bersama legum atau herba. Kandungan protein kasar pada rumput kolonjono yaitu sekitar 7% dan serat kasar sekitar 35%. Pembudidayaan rumput ini tergolong mudah karena sama saja dengan budidaya jenis rumput yang lain. Penanaman bisa dilakukan dengan cara stek yang ditanam di lahan yang sudah digemburkan dan diberi pupuk.
Umur panen pertama rumput ini yaitu sekitar 60 hari untuk siap di potong. Rumput ini jugadapat terus menerus tumbuh/dirotasi dengan tinggi pemotongan 20-30 cm, dapat dipanen dengan cara grazing atau sistem cut and carry. Panen yang dihasilkan mencapai 8-20 t/ha/tahun. Kelebihan rumput ini selain dapat untuk penggembalaan dan tumbuh dengan cepat, efektif juga dalam mengatasi erosi tanah pada daerah yang miring. Namun, tanaman yang dihasilkan dari pemanenan rumput ini tergolong rendah dibandingkan dengan jenis rumput gajah.
5. Rumput Australia
Rumput australia merupakan jenis rumput yang tahan terhadap kekeringan dan tahan juga terhadap genangan air. Selain itu, rumput ini adalah jenis rumput gembala yang baik karena tahan injakan dan senggutan. Menurut tropicalforages.info, nutrien yang terkandung dalam tanaman ini yaitu protein kasar 4-23% dengan kecernaan 57-63%.
Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan penyebaran biji pada lahan yang sudah diolah. Pemotongan pertama dapat dilakukan ketika rumput sudah mulai awal berbunga. Setelah dipotong, pertumbuhan rumput ini sangat cepat. Tinggi rumput yang dipotong harus dipertahankan sekitar 40 cm karena rumput ini merupakan rumput gembala/ grazing, namun dapat di lakukan sistem cut and carry. Produksi rumput ini yaitu mencapai 60-75 ton/ha/tahun.
Kelebihan dari rumput Australia ini adalah palatabilitas tinggi walaupun masih muda, tetap berdiri tegak meski mendapat injakan, dapat menyesuaikan diri dengan legume. Kekurangannya yaitu masa penggembalaan pendek, pembentukan biji terlalu awal dan berat, nilai nutrisi rendah.
Kesimpulan
Banyak tanaman liar mengandung protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi kesehatan ternak, membantu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas. Menggunakan berbagai jenis tanaman liar dalam pakan ternak dapat memberikan variasi yang dibutuhkan untuk mencegah kebosanan dan meningkatkan nafsu makan ternak.
Investasi dalam mesin chopper rumput dapat mengurangi biaya jangka panjang dengan mengurangi kebutuhan akan pakan komersial dan meningkatkan produksi pakan sendiri. Penggunaan mesin ini membantu peternak untuk mengelola sumber daya dengan lebih efisien, mendukung keberlanjutan dalam sistem peternakan.